Welcome to my BLOG :) have fun guys..

cinta itu ibarat kopi, paling enak di minum saat masih panas tapi resikonya jadi cepat habis, kalau mau awet ya di minum sedikit-sedikit tapi resikonya jadi cepat dingin.. :)

Jumat, 22 November 2013

Makna Sumpah Pemuda (bukan) Sumpah, Gue Masih Muda









Hallo guys :)

Pasti kalian semua ingat kan sama ulang tahun kalian? Gue jamin UDAH PASTI INGAT! Haha mana ada anak jaman sekarang yang nggak tahu kapan tanggal lahirnya. Yang ada juga pasti kalian memperingatinya dengan membuat acara untuk memperingati hari jadi kalian tersebut. Dan gue juga bisa ngejamin pasti sebagian besar dari kalian ingat kapan ulang tahun pacar, gebetan, atau mungkin… mantan kalian pastinya. Tapi, ingat kah kalian kapan tanggal ‘lahirnya’ Sumpah Pemuda? Gue yakin sebagian dari kalian yang membaca tulisan ini pasti ada yang lupa atau nggak tahu kapan ‘lahirnya’ Sumpah Pemuda. Nah, dari sini aja udah ketauan siapa pemuda Indonesia yang nasionalisme dan enggak, ada yang ingat, ada juga yang lupa atau mungkin nggak tahu sama sekali Sumpah Pemuda. Buat yang lupa dan yang belum tahu kapan tercetusnya Sumpah Pemuda, gue kasih tahu yaitu tanggal 28 Oktober 1928 yang di selenggarakan di Jakarta. Dan yang perlu kalian tahu, sewaktu jaman dulu bukan Jakarta namanya tapi Batavia. Gue suka berasumsi sendiri kalau nama suku Betawi yang ada di Jakarta mungkin diambil dari nama Batavia pas dulunya, haha.

Apa sih arti dari Sumpah Pemuda?

sumpah, gue masih muda
Seperti yang Raditya Dika bilang, Sumpah Pemuda itu = Sumpah, gue masih muda. Yang artinya dimana seseorang tidak mau mengakui kalau usianya sudah tidak muda lagi, terlihat dari penekanan kata “Sumpah” yang dia pakai di ‘Sumpah, gue masih muda’. Dan gue mau bilang kalau Sumpah, si Radith bohong!

Menurut dari sumber-sumber yang gue baca (kalau ini sumbernya bukan dari Raditya Dika tapi dari Wikipedika, eh Wikipedia) kebanyakan sih dari internet. Sumpah Pemuda yaitu keputusan para pemuda-pemuda Indonesia jaman dulu yang menegaskan cita-cita akan adanya “Tanah Air Indonesia”, “Bangsa Indonesia”, dan “Bahasa Indonesia”. Keputusan ini juga dulunya diharapkan akan menjadi asas bagi setiap “perkumpulan kebangsaan Indonesia” dan agar bisa “disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan”.

Yang berarti pemuda pemudi Indonesia jaman dahulu membuat Sumpah Pemuda bertujuan untuk membela dan mempertaruhkan Tanah Air Indonesia dengan cara berperang.

Naskah Sumpah Pemuda yang menggunakan Ejaan Van Ophuijsen atau ejaan lama yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia :

Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Lalu menurut gue sendiri sebagai generasi muda, Sumpah Pemuda yaitu ikut serta menghargai dan membela Indonesia. Boleh dibilang sekarang kita ini hidup di jaman yang udah enak, gimana enggak? Kita udah nggak ikut perang, udah nggak di jajah sama negara-negara asing yang nyuruh kerja rodi dan romusha yang ya… lo tahu kerja sepanjang hari tapi nggak dapet upah sepeser pun. Anak jaman sekarang mana ada yang mau kayak gitu, jangankan disuruh kerja, di suruh guru ngerjain tugas aja banyak banget alasannya hahaha. Harusnya kita (generasi penerus) jangan puas begitu aja sama hasil yang udah dicapai pemuda Indonesia yang bisa merebut kembali Tanah Air Indonesia, guru gue banyak yang bilang kalau “mempertahankan suatu hal jauh lebih sulit dari pada hanya mendapatkannya” gue begitu ingat kata-kata itu, selain karena sering diucapkan oleh guru di sekolah gue, kata-kata tersebut juga memang benar adanya.

            Kita udah mendapatkan kembali Indonesia dari tangan penjajah berkat pemuda Indonesia yang berjuang dulu, nah sekarang saatnya kita sebagai generasi penerus harus tetap mempertahankan Negara Indonesia yang sudah berkembang ini.

Gimana cara mempertahankan pemuda Indonesia agar tetap Nasionalisme?

            Gimana caranya? Gue udah bilang dari awal kalau kita udah terbebas dari penjajah, walaupun pasti di rumah kalian ada barang yang bertuliskan “made in China”. Tapi seenggaknya kita udah tenang dan nggak ikutan perang di Negara sendiri, Indonesia. Dan menurut gue cara yang paling baik untuk tetap memiliki rasa Nasionalisme bagi anak muda yaitu buat karya dan prestasi sebanyak-banyaknya dan buat bangga Negara Indonesia karena prestasi yang kita raih. Dengan cara seperti itu gue yakin bukan hanya orang terdekat kita yang bangga seperti keluarga, orang tua, dan teman-teman namun juga Negara bisa mengakuinya.

            Selepas dari membuat prestasi, menghargai karya anak bangsa sendiri juga perlu. Contohnya nggak usah jauh-jauh, pasti kalian lebih sering menonton film animasi buatan luar negeri ketimbang film animasi buatan Indonesia. Padahal film animasi karya Indonesia nggak kalah bagus dengan film luar negeri, salah satunya yaitu film animasi 2D Battle Of Surabaya meski pembuatan karakternya menggunakan teknik manga dari Jepang tetapi isi dari film ini sangat Nasionalis yang mana menceritakan tentang pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya. Dengan begitu pula kalian jadi lebih tahu apa aja sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.

Film Battle of Surabaya
            Oh iya FYI (for your information) aja, gue punya teman cowok, dia bisa dibilang sahabat gue dari kecil banget. Tapi semenjak kita udah pisah sekolah pas SMA ini gue sama dia jadi ngejauh. Gue udah jarang banget ngeliat dia ada dirumahnya, beda sama dulu, kita lumayan sering main sama-sama karena gue sama dia tetanggaan. Terakhir gue dapat kabar dari nyokapnya kalau dia emang udah jarang pulang ke rumah dan absen di sekolahnya mungkin udah nggak kehitung. Yang bikin gue miris, nyokapnya pernah bilang “ini tinggal selangkah lagi dia udah bebas, terserah nilainya mau berapa yang penting saya Cuma mau liat dia LULUS. Dia bisa LULUS aja saya udah senang”  hmm…. Miris, iya miris banget gue dengernya! Itu kata-kata yang keluar dari seorang Ibu yang kenyataannya udah capek ngadepin anak yang susah diatur.

            Gue kenal betul keluarganya, nyokap bokapnya. Dan keluarganya bisa dibilang keluarga yang sangat sederhana. Kadang gue kasihan ngelihat bokapnya yang tiap hari kerja keras bantu orang sana-sini dan keluarga gue juga suka kasih kerja ke bokapnya buat nganter  jemput sekolah adik gue, tapi anaknya malah ngehambur-hamburin uang yang udah dicari susah payah sama bokapnya dengan cara yang negative. Terakhir yang gue ingat, dia minta motor ke bokapnya. Motor? Emangnya murah? Ya mungkin buat kalian harga motor emang nggak seberapa, tapi buat keluarga yang kayak temen cowok gue itu punya, harga motor mungkin bisa di kumpulin dulu beberapa tahun buat terkumpul utuh uangnya. Gak tahu dari mana beberapa hari kemudian di rumahnya udah ada motor matic baru buat dia. Dan yang gue sayangkan, body motor matic tersebut dia modifikasi sedemikian rupa sampai wujudnya nggak karuan. Mungkin menurut dia keren atau mungkin juga nggak kudet (kurang update) tapi gue sebagai orang awam yang nggak tahu tentang otomotif ngelihat motor itu udah kayak tulang-tulangnya doang. Sampai mesin-mesin yang di dalam  ikutan kelihatan.
           
Ngemodifikasi motor kayak gitu juga kan pakai uang, keluar uang lagi, uangnya dari mana lagi kalau bukan dari bokapnya yang tiap hari bener-bener ngebanting tulang buat dia? Gue tahu dia masih sekolah, belum kerja. Semua urusan dia masih ditanggung semua sama orang tuanya. Dan berarti juga urusan biaya sekolah masih ditanggung sama orang tua. Dia banyak ngebolos di sekolah, tapi karena dia masih tercatat sebagai murid di sekolahnya ya… mau nggak mau uang SPP terus jalan, bukan Cuma SPP tapi keperluan di sekolahnya juga lumayan banyak ngeluarin uang. Percuma? Bukan percuma lagi, tapi untuk kesekian kalinya dia pakai uang orang tuanya dengan cara yang negative. Ya.. walau teman gue itu udah berubah menjadi cowok yang susah diatur tapi dia masih jadi teman yang baik buat gue tentunya.

Tapi buat kalian yang merasa kalau keluarga kalian udah mempunyai materi yang berkecukupan juga jangan dihambur-hamburin buat kepentingan yang kiranya emang nggak di perluin. Misalnya, kalau keluarga kalian tertimpa masalah yang besar dan jadi keluarga yang biasa-biasa aja, kalian mau tetap berpangku tangan sama orang tua? Mau terus-terusan nyusahin mereka? Gue saranin sih buat kalian yang suka buang-buang uang buat keperluan yang nggak di perluin banget mending uangnya di tabungin, kan enak jadi nggak nyusahin orang tua itung-itung belajar mandiri juga, gue aja sekarang lagi ikut program menabung hehehe. Ini beneran lho.

Dari cerita gue diatas, gue harap kalian bisa fikirkan kembali apa yang harusnya pemuda Indonesia lakukan untuk negaranya. Bukan dengan cara menghambur-hamburkan uang, bukan dengan cara tidak menghargai karya anak bangsa Indonesia dan bukan juga dengan tidak punya rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai seorang pelajar. Tapi dengan sebaliknya, kalian dan gue juga harus membanggakan orang tua dan pastinya Indonesia.