Hallo guys :)
Pasti
kalian semua ingat kan sama ulang tahun kalian? Gue jamin UDAH PASTI INGAT!
Haha mana ada anak jaman sekarang yang nggak tahu kapan tanggal lahirnya. Yang
ada juga pasti kalian memperingatinya dengan membuat acara untuk memperingati hari
jadi kalian tersebut. Dan gue juga bisa ngejamin pasti sebagian besar dari
kalian ingat kapan ulang tahun pacar, gebetan, atau mungkin… mantan kalian
pastinya. Tapi, ingat kah kalian kapan tanggal ‘lahirnya’ Sumpah Pemuda? Gue
yakin sebagian dari kalian yang membaca tulisan ini pasti ada yang lupa atau
nggak tahu kapan ‘lahirnya’ Sumpah Pemuda. Nah, dari sini aja udah ketauan
siapa pemuda Indonesia yang nasionalisme dan enggak, ada yang ingat, ada juga
yang lupa atau mungkin nggak tahu sama sekali Sumpah Pemuda. Buat yang lupa dan
yang belum tahu kapan tercetusnya Sumpah Pemuda, gue kasih tahu yaitu tanggal 28
Oktober 1928 yang di selenggarakan di Jakarta. Dan yang perlu kalian tahu,
sewaktu jaman dulu bukan Jakarta namanya tapi Batavia. Gue suka berasumsi
sendiri kalau nama suku Betawi yang ada di Jakarta mungkin diambil dari nama
Batavia pas dulunya, haha.
Apa sih arti dari Sumpah Pemuda?
![]() |
sumpah, gue masih muda |
Seperti
yang Raditya Dika bilang, Sumpah Pemuda itu = Sumpah, gue masih muda. Yang
artinya dimana seseorang tidak mau mengakui kalau usianya sudah tidak muda
lagi, terlihat dari penekanan kata “Sumpah” yang dia pakai di ‘Sumpah, gue
masih muda’. Dan gue mau bilang kalau Sumpah, si Radith bohong!
Menurut
dari sumber-sumber yang gue baca (kalau ini sumbernya bukan dari Raditya Dika
tapi dari Wikipedika, eh Wikipedia) kebanyakan sih dari internet. Sumpah
Pemuda yaitu keputusan para pemuda-pemuda Indonesia jaman dulu yang
menegaskan cita-cita akan adanya “Tanah Air Indonesia”, “Bangsa Indonesia”, dan
“Bahasa Indonesia”. Keputusan ini juga dulunya diharapkan akan menjadi asas
bagi setiap “perkumpulan kebangsaan Indonesia” dan agar bisa “disiarkan dalam
segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan”.
Yang
berarti pemuda pemudi Indonesia jaman dahulu membuat Sumpah Pemuda bertujuan
untuk membela dan mempertaruhkan Tanah Air Indonesia dengan cara berperang.
Naskah Sumpah Pemuda yang
menggunakan Ejaan Van Ophuijsen atau ejaan lama yang pernah digunakan
untuk bahasa Indonesia :
Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang
satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
Lalu menurut gue sendiri sebagai generasi muda, Sumpah Pemuda yaitu
ikut serta menghargai dan membela Indonesia. Boleh dibilang sekarang kita ini
hidup di jaman yang udah enak, gimana enggak? Kita udah nggak ikut perang, udah
nggak di jajah sama negara-negara asing yang nyuruh kerja rodi dan romusha
yang ya… lo tahu kerja sepanjang hari tapi nggak dapet upah sepeser pun. Anak jaman
sekarang mana ada yang mau kayak gitu, jangankan disuruh kerja, di suruh guru
ngerjain tugas aja banyak banget alasannya hahaha. Harusnya kita (generasi
penerus) jangan puas begitu aja sama hasil yang udah dicapai pemuda Indonesia
yang bisa merebut kembali Tanah Air Indonesia, guru gue banyak yang bilang
kalau “mempertahankan suatu hal jauh lebih sulit dari pada hanya
mendapatkannya” gue begitu ingat kata-kata itu, selain karena sering
diucapkan oleh guru di sekolah gue, kata-kata tersebut juga memang benar
adanya.
Kita udah
mendapatkan kembali Indonesia dari tangan penjajah berkat pemuda Indonesia yang
berjuang dulu, nah sekarang saatnya kita sebagai generasi penerus harus tetap
mempertahankan Negara Indonesia yang sudah berkembang ini.
Gimana cara mempertahankan pemuda Indonesia agar tetap
Nasionalisme?
Gimana caranya?
Gue udah bilang dari awal kalau kita udah terbebas dari penjajah, walaupun
pasti di rumah kalian ada barang yang bertuliskan “made in China”. Tapi
seenggaknya kita udah tenang dan nggak ikutan perang di Negara sendiri,
Indonesia. Dan menurut gue cara yang paling baik untuk tetap memiliki rasa
Nasionalisme bagi anak muda yaitu buat karya dan prestasi sebanyak-banyaknya
dan buat bangga Negara Indonesia karena prestasi yang kita raih. Dengan cara
seperti itu gue yakin bukan hanya orang terdekat kita yang bangga seperti
keluarga, orang tua, dan teman-teman namun juga Negara bisa mengakuinya.
Selepas dari
membuat prestasi, menghargai karya anak bangsa sendiri juga perlu. Contohnya
nggak usah jauh-jauh, pasti kalian lebih sering menonton film animasi buatan
luar negeri ketimbang film animasi buatan Indonesia. Padahal film animasi karya
Indonesia nggak kalah bagus dengan film luar negeri, salah satunya yaitu film
animasi 2D Battle Of Surabaya meski pembuatan karakternya menggunakan
teknik manga dari Jepang tetapi isi dari film ini sangat Nasionalis yang
mana menceritakan tentang pertempuran tanggal 10 November 1945 di Surabaya.
Dengan begitu pula kalian jadi lebih tahu apa aja sejarah-sejarah yang ada di
Indonesia.
![]() |
Film Battle of Surabaya |
Oh iya FYI (for
your information) aja, gue punya teman cowok, dia bisa dibilang sahabat gue dari
kecil banget. Tapi semenjak kita udah pisah sekolah pas SMA ini gue sama dia
jadi ngejauh. Gue udah jarang banget ngeliat dia ada dirumahnya, beda sama dulu,
kita lumayan sering main sama-sama karena gue sama dia tetanggaan. Terakhir gue
dapat kabar dari nyokapnya kalau dia emang udah jarang pulang ke rumah dan
absen di sekolahnya mungkin udah nggak kehitung. Yang bikin gue miris,
nyokapnya pernah bilang “ini tinggal selangkah lagi dia udah bebas, terserah
nilainya mau berapa yang penting saya Cuma mau liat dia LULUS. Dia bisa LULUS
aja saya udah senang” hmm…. Miris, iya miris banget gue dengernya! Itu
kata-kata yang keluar dari seorang Ibu yang kenyataannya udah capek ngadepin
anak yang susah diatur.
Gue kenal betul
keluarganya, nyokap bokapnya. Dan keluarganya bisa dibilang keluarga yang
sangat sederhana. Kadang gue kasihan ngelihat bokapnya yang tiap hari kerja
keras bantu orang sana-sini dan keluarga gue juga suka kasih kerja ke bokapnya
buat nganter jemput sekolah adik gue, tapi
anaknya malah ngehambur-hamburin uang yang udah dicari susah payah sama
bokapnya dengan cara yang negative. Terakhir yang gue ingat, dia minta motor ke
bokapnya. Motor? Emangnya murah? Ya mungkin buat kalian harga motor emang nggak
seberapa, tapi buat keluarga yang kayak temen cowok gue itu punya, harga motor
mungkin bisa di kumpulin dulu beberapa tahun buat terkumpul utuh uangnya. Gak
tahu dari mana beberapa hari kemudian di rumahnya udah ada motor matic baru
buat dia. Dan yang gue sayangkan, body motor matic tersebut dia
modifikasi sedemikian rupa sampai wujudnya nggak karuan. Mungkin menurut dia
keren atau mungkin juga nggak kudet (kurang update) tapi gue sebagai orang awam
yang nggak tahu tentang otomotif ngelihat motor itu udah kayak tulang-tulangnya
doang. Sampai mesin-mesin yang di dalam
ikutan kelihatan.
Ngemodifikasi motor kayak gitu juga kan pakai uang, keluar uang
lagi, uangnya dari mana lagi kalau bukan dari bokapnya yang tiap hari bener-bener
ngebanting tulang buat dia? Gue tahu dia masih sekolah, belum kerja. Semua
urusan dia masih ditanggung semua sama orang tuanya. Dan berarti juga urusan
biaya sekolah masih ditanggung sama orang tua. Dia banyak ngebolos di sekolah,
tapi karena dia masih tercatat sebagai murid di sekolahnya ya… mau nggak mau
uang SPP terus jalan, bukan Cuma SPP tapi keperluan di sekolahnya juga lumayan
banyak ngeluarin uang. Percuma? Bukan percuma lagi, tapi untuk kesekian kalinya
dia pakai uang orang tuanya dengan cara yang negative. Ya.. walau teman gue itu
udah berubah menjadi cowok yang susah diatur tapi dia masih jadi teman yang
baik buat gue tentunya.
Tapi buat kalian yang merasa kalau keluarga kalian udah mempunyai
materi yang berkecukupan juga jangan dihambur-hamburin buat kepentingan yang
kiranya emang nggak di perluin. Misalnya, kalau keluarga kalian tertimpa
masalah yang besar dan jadi keluarga yang biasa-biasa aja, kalian mau tetap
berpangku tangan sama orang tua? Mau terus-terusan nyusahin mereka? Gue saranin
sih buat kalian yang suka buang-buang uang buat keperluan yang nggak di perluin
banget mending uangnya di tabungin, kan enak jadi nggak nyusahin orang tua
itung-itung belajar mandiri juga, gue aja sekarang lagi ikut program menabung
hehehe. Ini beneran lho.
Dari cerita gue diatas, gue harap kalian bisa fikirkan kembali apa
yang harusnya pemuda Indonesia lakukan untuk negaranya. Bukan dengan cara
menghambur-hamburkan uang, bukan dengan cara tidak menghargai karya anak bangsa
Indonesia dan bukan juga dengan tidak punya rasa tanggung jawab yang tinggi
sebagai seorang pelajar. Tapi dengan sebaliknya, kalian dan gue juga harus
membanggakan orang tua dan pastinya Indonesia.